Konsep Hunian Lansia Mandiri, Menyiapkan Masa Tua Bahagia

Pada suatu berita di media, tersiar ada seorang ibu yang dititipkan di sebuah panti khusus lansia. Tertera pula di media tersebut surat perjanjian dari keluarga yang menyerahkan segalanya ke panti tersebut, bahkan sampai ke meninggalnya.
Kemudian ada berita lainnya, sepasang suami istri ditemukan telah wafat entah sudah beberapa hari di rumahnya.

Sebetulnya tentang seseorang wafat di rumah sendiri, sendirian, sudah beberapa kali saya dengar berita, walaupun tidak disiarkan secara luas dan viral. Sampai saat ini sudah tiga orang yang saya kenal dan ketiganya lajang, sehari-harinya memang sendirian di rumah. Dua di antara adalah lansia.

Menjadi tua memang suatu keniscayaan, walaupun tidak semua orang bisa mencapai usia tua.

Menurut BPS Indonesia, lansia dikelompokkan menjadi tiga kelompok umur, yaitu lansia muda (60-69 tahun), lansia madya (70-79 tahun), dan lansia tua (80 tahun ke atas). Statistik lansia dunia memang meningkat, termasuk Indonesia. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia pada 2023, hampir 12 % atau sekitar 29 juta penduduk Indonesia masuk kategori lansia.

Reaksi publik terhadap keluarga yang menitipkan Ibunya ke panti wreda tersebut mengundang hujatan, dan mencap anak-anak Sang Ibu, anak yang durhaka. Begitu pula dengan pasangan lansia yang ditemukan wafat tersebut.

Menyiapkan Masa Tua

Dari sekian reaksi berupa komen di media sosial, artikel teman bloger, maupun ngobrol dengan teman-teman, ada benang merah yang saya tangkap. Teman-teman saya, kalau sudah lansia, inginnya mandiri dan tidak ingin menyusahkan anak atau keluarga mereka.

Zaman kakek-nenek saya, putra-putrinya rata-rata lebih dari tiga. Sering terjadi, kakek-nenek ini keliling menetap dari satu anak ke anak lain. Tidak jarang, rumah anak-anak mereka menyediakan khusus kamar untuk Eyang Putri atau Eyang Kakung.
Di rumah kami memang ada kamar khusus untuk Eyang Putri. Seingat saya Eyang Putri, tinggal bersama kami ketika saya SMP, karena rumah beliau di Semarang dijual.

Nah, bagaimana dengan abad 21 ini, ketika rumah semakin kecil, ketika jumlah anak pun tidak sebanyak dulu, ketika anak berkarier di luar kota bahkan di luar negeri. Tidak sedikit individu yang memang tidak berpasangan dan tidak sedikit pasangan yang tidak dikaruniai anak.

Walaupun hanya berandai-andai, karena belum tentu jadi tua juga, kan. Bagaimana kalau diberi usia panjang, kala raga semakin lemah, kita mau tinggal sama siapa?

Zaman orang tua saya, bahwa anak-cucu mengurus Eyang itu sepertinya sudah kewajiban, sebagai tanda berbakti.
Tetapi berbeda dengan generasi Milenial, sepertinya sekarang mulai mikir-mikir, mungkin ga ya menuntut anak-anak mereka untuk mengurus diri mereka kelak?

Mungkinkah menyiapkan konsep hunian lansia mandiri untuk masa yang akan datang? Agar hidup nyaman tidak merepotkan anak atau keluarga.

Konsep Hunian Lansia Mandiri

lansia berkebun
lansia berkebun, sumber: pinterest

Di luar negeri sudah lama ada yang namanya Elderly Housing, yaitu perumahan khusus untuk senior citizen atau lansia. Bisa lansia berpasangan atau lansia lajang.
Mereka tinggal di unit-unit mirip apartemen, tersedia dapur kecil, ruang menerima tamu, kamar mandi dan WC.

Perumahan ini ada yang bertingkat, ada pula yang berupa kompleks perumahan, yang penghuninya lansia semua. Belum saya teliti sih, biaya bulanan/tahunan untuk tinggal di Elderly Housing seperti ini.

Sebagai Elderly Housing, didesain untuk warga lansia, maka di hunian ini terdapat fasilitas bersama untuk berbagai aktivitas mengisi waktu mereka. Misalnya aktivitas fisik ringan atau fisio terapi, olah raga, hobi dan ketrampilan, berkebun, dan lain-lain.
Selain itu ada fasilitas kesehatan lengkap ada dokter dan perawat, mini market, fasilitas olah raga, dan lain-lain. Pokoknya ya mirip lah dengan kompleks perumahan tempat kita tinggal, hanya ini sih lansia semua.

elderly housing
elderly housing, sumber: pinterest

Koq tidak tinggal bersama keluarga mereka?
Gaya hidup individualis dan tidak mau merepotkan orang lain membuat para lansia ini harus menyiapkan diri untuk masa tua mereka.

Perawat lansia (caregiver) merupakan pilihan lain bagi lansia yang tidak mau tinggal di Elderly Housing. Apalagi anak-anak mereka yang juga sibuk bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup, belum tentu punya waktu dan tenaga untuk mengurus lansia. Meskipun lansia tersebut orang tua sendiri.

Rukun Senior Living Sentul

rukun living
The Villas di RUKUN Senior Living Indonesia

Di Indonesia memang belum biasa ada Elderly Housing, konsep hunian lansia mandiri seperti di luar negeri, atau kita tonton di drama Korea.
Umumnya yang terjadi di Indonesia, seperti yang saya alami dulu, adalah Eyang atau kakek-nenek menetap bersama anak-cucu di sisa usianya.
Bisa juga yang terjadi sebaliknya, anak sekeluarga bersama cucu-cucu yang pindah kota, bergabung dengan Aki-Enin untuk menemani mereka di masa tuanya.

Rumah lansia atau pantai wreda atau panti jompo yang ada di Indonesia, lebih diperuntukkan bagi lansia papa yang tidak punya keluarga. Umumnya panti-panti ini pun menolak bila lansia bersangkutan masih punya keluarga.

Fasilitas panti-panti ini pun terbatas, mirip asrama, satu kamar di peruntukkan bagi beberapa lansia. Keterbatasan dana juga membuat lansia ini renta dan hidup apa adanya.

Pada suatu hari saya menemukan link di Instagram yaitu Rukun Senior Living di Kawasan Darmawan Park, Jl. Babakan Madang No.99, Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Tagline RUKUN sebagai berikut:

Life at RUKUN

RUKUN Senior Living menawarkan ragam sarana dalam satu kawasan hunian senior terpadu, dengan pelayanan yang berkesinambungan (Continuing Care Retirement Community)

Fasilitas Hunian di RUKUN

The Villas, yaitu beberapa type unit rumah tapak yaitu type 36/72, 50/96, 50/120, 102/204, dan 208/204 meter2.

Jumlah unit yang ditawarkan untuk dibeli tidak banyak.

peta site planning the villas
site plan The Villas

Senior Resort, yaitu hunian setara apartemen dengan pilihan Ideal Suite, Deluxe Suite, dan Supreme Suite.

senior resort
tipe kamar Senior Resort, sumber: https://rukunseniorliving.com/

Ideal Suite
Tipe studio apartment dengan teras pribadi dan kitchenette, dilengkapi dengan bar sink, lemari es, dan microwave oven.

Deluxe Suite
Tipe studio apartment plus ruang extra, teras pribadi dan kitchenette dengan bar sink, lemari es, dan microwave oven.

Supreme Suite
Tipe 1-bedroom apartment dengan ruang duduk, teras pribadi, dan kitchenette dengan bar counter, sink, lemari es, dan microwave oven.

Apartemen ini disewakan, dengan ketentuan minimal 3 hari. Sepintas pernah saya cek harganya, per harinya setara hotel bintang 4. Dengan menginap di Senior Resort ini bisa merasakan vibes yang lingkungannya lansia semua.

Kalian bisa cek ke IG @rukunseniorlivingindonesia

Fasilitas Penunjang

Sebagai fasilitas hunian lengkap yang dirancang untuk lansia, maka terdapat fasilitas penunjang berupa:

  • Senior Club, yaitu fasilitas bersama berupa fasilitas olah raga, kolam renang, kolam pemancingan, ruang art & craft, musik, ibadah, dan lain-lain
  • Senior Care, yaitu fasilitas kesehatan berupa cek kesehatan, kunjungan dokter, klinik fisio terapi, penyediaan care giver, klub demensia, dan lain-lain.
lansia di rukun senior living
para lansia di RUKUN Senior Living Indonesia

Persyaratan Hunian Lansia

Mendesain rumah untuk lansia bukan hanya tentang estetika; tetapi juga tentang memahami kebutuhan unik mereka dan menggabungkan fitur-fitur yang meningkatkan kualitas hidup mereka.

Menyiapkan hunian bagi lansia, apakah didesain sejak awal bagi lansia, ataukah merenovasi rumah lama, berikut yang harus diperhatikan:

Aksesibilitas

ramp dan railing
perbanyak ramp dan railing

Buat jalur landai atau ramp untuk mengganti tangga dan beri pegangan tangan (railing).
Bila harus ada tangga, upayakan memakai material yang tidak licin dan beri railing.
Bila terpaksa menggunakan alat bantu, misalnya tongkat, walker, atau kursi roda, maka pintu dan interior rumah perlu disesuaikan untuk memudahkan lansia bergerak.

Keamanan

Lapisi lantai dengan antiselip, terutama di area yang rentan basah seperti kamar mandi dan dapur. Lansia lemah pada koordinasi tungkai, sehingga rawan tersandung maupun terpeleset. Pencahayaan yang terang dan seragam juga dapat membantu mencegah kecelakaan.

Kemudahan

Atur ruangan berdasarkan frekuensi penggunaannya. Misalnya, kamar lansia idealnya berada di lantai dasar, dekat dengan kamar mandi dan ruang keluarga.

Kenyamanan

Perabotan yang lembut, ruangan dengan suhu terkontrol, dan material peredam bising dapat membuat pengalaman tinggal jauh lebih nyaman.

Tentunya syarat rumah sehat seperti halnya standar rumah tinggal juga menjadi acuan desain rumah yang baik. Misalnya cukup ventilasi silang dan cukup terang pada siang hari.

Penutup

Rukun Senior Living Sentul adalah salah satu contoh yang saya dapatkan secara online. Sepertinya konsep hunian lansia mandiri model Rukun merupakan hunian mewah dengan fasilitas lengkap.

Seorang teman arsitek saat ini sedang proses mendesain pesantren lansia yang kliennya adalah kolaborasi beberapa lansia. Sepertinya ide yang cukup bagus, para lansia tinggal di lingkungan yang kondusif, melakukan kegiatan positif, dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Anak yang terpaksa “menitipkan” orang tua ke pesantren lansia pun engga kepikiran. Mudah-mudahan ada yang harganya terjangkau, kan…

Bagi lansia yang tinggal di rumah pribadi, selain menyiapkan rumah tempat tinggal yang nyaman, yang perlu diperhatikan juga adalah peran warga dan lingkungan sekitar.
Tetangga terdekat, jajaran RT dan RW perlu mendata warga lansia di lingkungannya yang perlu perhatian khusus. Apalagi bila lansia yang bersangkutan tidak serumah dengan keluarga atau memang tinggal sendirian.

Sedangkan bagi anak-anak yang tinggal berjauhan dengan orang tua lansia, boleh juga tuh, pasang CCTV di rumah orang tua, kan…

Sekarang di beberapa Puskesmas telah tersedia jadwal rutin pemeriksaan lansia, sama halnya ada pemeriksaan khusus bagi bayi dan balita. Kesehatan lansia memang perlu perhatian kita, agar mereka tetap sehat mengisi hari-harinya.

Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar