Baru-baru ini di Bandung tersiar di media sosial, seorang gadis menjatuhkan diri dari sebuah gedung parkir bertingkat di jalan Kepatihan. Saya tahu gedung tersebut, karena di lantai 6-nya sekarang menjadi toko-toko kain. Banyak komentar tentang latarbelakang kenapa seseorang bisa mengambil jalan pintas seperti itu. Apakah mungkin gadis tersebut mengalami kecemasan berlebihan atau sering disebut sebagai gejala anxiety disorder?
Daftar Isi
Mengenal Lebih Dekat Gejala Anxiety Disorder
Setiap orang pernah merasakan cemas. Perasaan tegang sebelum presentasi penting, jantung berdebar sebelum wawancara kerja, atau khawatir berlebihan saat menunggu kabar.
Kecemasan adalah respons alami tubuh terhadap stres, sebuah mekanisme pertahanan yang membantu kita tetap waspada. Namun, bagi sebagian orang, kecemasan tidak datang dan pergi begitu saja. Ia menetap, tumbuh menjadi raksasa yang menguasai pikiran dan mengganggu kehidupan. Kondisi inilah yang dikenal sebagai anxiety disorder atau gangguan kecemasan.
Membedakan Kecemasan Biasa dengan Anxiety Disorder
Perbedaan utama terletak pada intensitas, durasi, dan dampaknya. Kecemasan biasa bersifat sementara dan wajar. Setelah penyebabnya hilang, perasaan cemas pun ikut reda.
Sebaliknya, anxiety disorder adalah kondisi mental serius di mana perasaan cemas dan khawatir terasa berlebihan, persisten, dan tidak proporsional dengan pemicu yang ada. Penderitanya sering merasa cemas tanpa alasan yang jelas dan kondisi ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik di sekolah, pekerjaan, maupun hubungan sosial.
Gejala-Gejala yang Sering Muncul
Gangguan kecemasan memengaruhi tubuh dan pikiran secara mendalam. Gejalanya bisa sangat beragam, namun umumnya terbagi menjadi dua kategori utama:
Gejala Fisik
- Jantung berdebar atau berdetak kencang
- Keringat berlebihan dan telapak tangan berkeringat dingin
- Napas pendek atau terengah-engah
- Otot tegang atau gemetar
- Sakit kepala, pusing, atau merasa pingsan
- Masalah pencernaan seperti sakit perut atau mual
Gejala Psikologis
- Rasa khawatir yang tak terkontrol dan konstan
- Merasa gelisah dan mudah marah
- Sulit berkonsentrasi
- Takut akan hal-hal yang tidak rasional atau skenario terburuk
- Merasa seperti ada bahaya yang akan datang
- Kesulitan tidur
Jenis-Jenis Anxiety Disorder
Gangguan kecemasan memiliki beberapa jenis yang spesifik, tergantung pada fokus ketakutan atau kekhawatiran:
- Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder – GAD): Kekhawatiran berlebihan dan kronis tentang berbagai hal, tanpa pemicu tunggal.
- Gangguan Panik (Panic Disorder): Ditandai dengan serangan panik yang tiba-tiba dan intens, disertai gejala fisik yang menakutkan seperti serangan jantung.
- Fobia Sosial (Social Phobia): Ketakutan ekstrem terhadap situasi sosial, khawatir akan dihakimi atau dipermalukan.
- Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD): Ditandai dengan pikiran yang mengganggu (obsesi) dan perilaku berulang (kompulsi) yang dilakukan untuk meredakan kecemasan.
Langkah-Langkah Mengelola dan Mencari Bantuan
Bagi kalian yang bekerja di luar rumah maupun dari rumah seperti halnya lifestyle ibu millenial, gejala anxiety disorder tidak bisa dipandang remeh. Karena gejala-gejala seperti di atas tidak mengenal usia, bisa muda atau tua. Bisa yang kekurangan dari sisi ekonomi, tetapi bisa juga berdampak pada orang-orang yang terlihat mapan secara finansial.
Perlu diingat bahwa kamu tidak sendirian dan segera menghubungi orang terdekat atau profesioanal untuk mendapatkan bantuan tersedia.
- Cari Bantuan Profesional: Langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Terapi kognitif-perilaku (Cognitive Behavioral Therapy – CBT) adalah metode yang sangat efektif untuk membantu penderita mengelola pola pikir dan perilaku mereka. Dalam beberapa kasus, pengobatan mungkin diperlukan untuk membantu menyeimbangkan zat kimia di otak.
- Lakukan Self-Care: Terapkan kebiasaan sehat seperti olahraga teratur, meditasi, yoga, atau teknik pernapasan untuk menenangkan pikiran dan tubuh. Pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup dan menjaga pola makan seimbang.
- Berbagi Cerita: Bicaralah dengan orang yang kamu percaya, seperti anggota keluarga atau teman dekat. Berbagi apa yang dirasakan dapat mengurangi beban emosional dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. Lingkaran pertemanan yang baik bisa menjadi support system bagi kalian yang mengalami masalah kesehatan mental
Penutup
Gejala Anxiety Disorder adalah kondisi medis yang bisa diobati. Dengan penanganan yang tepat dan dukungan dari lingkungan sekitar, penderitanya dapat belajar mengelola kecemasan dan kembali menjalani kehidupan yang produktif dan bahagia.
Gejala anxiety disorder ini akan meningkat menjadi depresi bila tidak dilakukan penanganan segera. Jangan sampai terjadi lagi kejadian seseorang menjatuhkan diri dari gedung tinggi.
Sumber image: Photo by SHVETS production: https://www.pexels.com/photo/woman-in-black-hoodie-8410839/