Indari Mastuti, saya mengenalnya sejak Agustus 2013 saat belajar penulisan buku di Sekolah Perempuan yang digagas oleh Indscript. Ketika Februari 2020 ini kembali melangkah ke rumah kecil kaya ide ini, saya seperti pulang ke rumah. Rumah hangat yang pemiliknya bisa membangun komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis), IIDB (Ibu-ibu Doyan Bisnis), Sekolah Perempuan, Emak Pintar, dan sekarang Indscript Businesswomen University. Anggotanya sudah puluhan ribu tersebar di seluruh Indonesia hingga mancanegara. Kami sepuluh orang blogger pun menyimak paparan Teh Ind, begitu kami biasa menyapa, perjalanan menuju 13 tahun Indscript Creative memberdayakan perempuan produktif dari rumah.
Diawali dari Hobby Menulis
Teh Ind pun menceritakan bahwa awal mula beliau menjadi penulis adalah berkat hobby menulis sejak sekolah dasar. Awalnya menuliskan apa saja di buku diarynya, kemudian ketika SMP sudah mengenal mesin tik, kebiasaan menulis tetap dijalani hingga hasil ketikan menggunung. Bagi beliau menulis itu sebagai treatment, jadi sudah terbiasa menulis dengan berbagai ide dan tema.
Awalnya karya tulis tersebut tidak tahu mau dikemanakan akhirnya bertemu solusinya, yaitu dimuat di media massa.
Dari sinilah teh Ind menemukan passion, bahwa tulisan-tulisannya bisa menghasilkan. Tanggal 8 Maret 1996 merupakan hari bersejarah tulisannya dimuat di majalah Gadis dan mendapat wesel Rp.150.000,-, jumlah yang cukup besar kala itu. Sambung-menyambung menulis opini untuk Pikiran Rakyat seminggu sekali, menulis di majalah Anita, Cemerlang, dan Aneka. Di sisi lain, ternyata karakter teh Ind yang mudah berteman membuatnya mempunyai banyak sahabat pena.
Bahkan guru-guru di SMA pun mendorongnya untuk terus menulis hingga akhirnya memang membina karir di bidang penulisan.
Ketika teh Ind memutuskan sekolah di sebuah Akademi Sekretaris, belajar sebagai jurnalis dan berkarier sebagai marketing communication sebuah perusahaan Telekomunikasi, kepiawaiannya menulis justru menjadi ujung tombak. Membuat laporan, launching produk baru, bahkan membuat memo, semua perlu keahlian menulis.
Hingga akhirnya menemukan titik balik ketika teh Indari menikah.
Dari zaman dulu hingga abad 21 ini ternyata bila perempuan bekerja menikah, ada keputusan besar yang harus diambil yang ujungnya berkaitan dengan finansial keluarga. Keputusannya berhenti dari perusahaan dan fokus sebagai penulis serta membangun Indscript, awalnya ditentang keluarga besar. Tapi langkah tersebut tak menjadi hambatan, karena dukungan sepenuhnya partner sejati, Kang Deky Tasdikin. Perusahaannya semula sebagai agensi penulisan yang menjadi perantara antara penulis dan penerbit bernama Indscript Copywriting. Kemudian membangun pelatihan penulisan dan semakin berkembang hingga mempunyai percetakan sendiri. Quotenya Small Company High Income, semakin memantapkan bahwa semuanya bisa dibangun dari rumah.
Seratus Persen Perempuan
Kilas balik ketika saya mendaftar sebagai peserta Sekolah Perempuan dan akhirnya buku-buku solo maupun kolaborasi terbit melalui Indscript, membuat saya bangga sebagai perempuan.
Keputusan teh Indari bahwa apa yang dilakukan seratus persen untuk perempuan, tak masalah perempuan lajang, menikah, ibu atau bukan, karena perempuan itu kompleks. Kompleks secara fisik maupun psikis. Bagaimana perempuan bisa mengandung, keguguran yang mempengaruhi perasaan, harus bangkit kembali, mempunyai anak dan mengurus rumah. Itu semua adalah lingkup perempuan.
Gagasannya membentuk komunitas melalui Facebook, IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) sekarang anggotanya sudah mencapai 20ribuan yang berdomisili di seluruh Indonesia hingga mancanegara. Ketuanya, sekarang Widyanti Yuliandari yang juga seorang blogger, melebarkan sayap, bahwa menulis itu tidak melulu menulis buku, juga menulis di blog, caption Instagram hingga status di Facebook. Berbagai cabang IIDN di berbagai kota pun dibentuk, sehingga jaringan komunitas ini semakin solid.
Beberapa penulis alumni Sekolah Perempuan bahkan membangun sendiri komunitas yang masih berkaitan dengan penulisan, misalnya Joeragan Artikel yang diprakarsai oleh Sri Kuswayati yang lebih dikenal sebagai Ummi Aleeya.
Berkembang pula dengan komunitas IIDB (Ibu-ibu Doyan Bisnis), yang anggotanya justru lebih banyak lagi, 40ribuan anggota. Itupun berbisnis tidak lepas dari dunia penulisan bukan? Bagaimana bisa, kita berpromosi tanpa menulis kalimat ngiklan yang soft selling, ngiklan tapi ta’ ngiklan.
Bagaimana menuliskan caption Instagram yang bisa berujung closing.
Kenapa ternyata anggota IIDB justru hampir dua kali lipat IIDN, karena banyak perempuan yang tadinya merasa dirumahkan, ternyata justru bisa produktif dari rumah.
Demikian juga dengan adanya Emak Pintar, semakin mengokohkan bahwa perempuan walaupun di rumah harus tetap pintar.
Saya bangga pernah menimba ilmu di sini.
Sosok Teh Indari ini memang Inspiratif banget. Saya pun termasuk salah satu muridnya yang termotivasi untuk produktif menulis. Kadang, gemblengannya itu looh bikin deg degan, tapi beneran nagiiiiiih, enggak kapok (Hehe)
Masya Allah sudah 13tahun, ya? Selamat ulang tahun Indscript, semoga langgeng dan terus menginspirasi kaum perempuan.
Sukses terus karirnya bareng Indscript ya, mbak.
Btw, ini tulisan juga layak dimuat di surat kabar, loh. Keren.
Wah baru tau akutu kalo Bunda Hani alumni pertama SP ya.. keren ih. Tahun segituan akumah masih embuh di mana hehehehe… Eniwe selamat milad Indscript semoga makin bermanfaat ..
Saya juga merasa bersyukur sekali bisa berada dalam lingkaran Indscript. Di dalamnya banyak perempuan yang saling mendukung satu sama lain.
Semangat dan kegigihan Teh Indari, patut dijadikan contoh, bahwa perempuan pun bisa tetap produktif dari rumah
Masya Allah ya, teh Indari nih sosok inspiratif banget deh. Bisa terus produktif berkarya dan membina perempuan-perempuan Indonesia yang juga ingin menghasilkan karya. Sukses terus Indscript
Aww aww awww, seruuu banget bisa menimba ilmu bareng Teh Indari dan Indscript!
Moga2 ada rezeki pas Teh Indari ke Surbayaa, dan daku bisa ikutaaannn
Salam kenal mbak. Aku beberapa kali ikutan training Indscript tapi belum pernah ketemu langsung Teh Indari. Aku suka sama fokusnya pada perempuan.
Wah ga berasa udah 13 tahun, ya. eh tp saya juga ikut indiscript dah lama banget. Kayaknya bahkan sebelum akhirnya daftar wattpad. Sukses selalu ya Mbak
Keren yaa.. Saya suka menulis dari dulu tapi sampai sekarang masih suka kurang PD sama tulisan sendiri. Hehe.. Inspiratif sekali kisahnya dan juga memotivasi!
Kalau saya baru aja nih tau soal Teh Indari. Masya Allah, senang banget bisa dapat ilmu dari teteh. Semoga bisa gain more knowledge dan beli bukunya. Semoga makin maju dan makin empowering women ya Indascript
Selamat ulang tahun ke – 13 indscript. Benar-benar menginspirasi para perempuan. Beruntung ya Mbak Hani bisa menjadi bagian dari komunitas ini. Saya juga alhamdulillah dlsudah gabung di IIDN. Semoga semakin menambah semangat dalam menulis dan menebarkan manfaat dan kebaikan bagi sesama.
Maa syaa Allah,
Keren banget. Dari rumah bisa memberdayakan banyak wanita. Income besar juga.
Layak untuk dapat penghargaan sebagai wanita teladan nih. Kartini masa kini
Saya juga pernah main ke Indscript. Seneng, ya, ketemu Teh Indari, berasa aura postifnya nular. Perempuan hebat yang memberdayakan perempuan. Keren dan jadi salah satu panutan saya.
Ternyata perjalanan Teh Indari dan Indscript ini sudah panjang dan lama ya. Dan sudah menghasilkan banyak sekali penulis dan pebisnis hebat serta mengajak perempuan untuk produktif dari rumah.
Selamat ulang tahun ke 13 Indscript. Masya Allah kiprahnya Teh Indari selama 13 tahun bersama Indscript sangat menginspirasi. Berawal dari hobby yang dilakukan secara konsisten bisa membawa banyak perempuan jadi lebih produktif dari rumah.
Sejak memutuskan menjadi ibu umah tangga, artikel2 dengan tema seperti ini sellu saya buru mb.
Mikir dan mikir. Akhirnya memutuskan ‘menulis’. Belajar blog, belajar seo, ikutan KMO, semua dari online yg bisa diakses dari rumah tanpa keluar2.
Saya baru tahu ada indyscrip. Semoga bisa bergabung juga y mba.
Teh Indari memang perempuan salah satu perempuan yang menginspirasi saya, met milad indscript