Ide Bisnis Anak Pesantren, Usaha Mandiri Halal Terjaga

Saya punya teman yang putra sulungnya ketika lulus SD Salman Al Farisi di Bandung, memilih melanjutkan pendidikan ke pesantren. Sama halnya dengan teman bloger yaitu Teh Okti blogger Cianjur yang melepas putranya untuk mondok di Gontor, Sumatera Barat, teman saya pun melepas putranya ke Gontor di Jawa Timur.
Enam tahun berjauhan dengan putranya ditambah satu tahun masa pelayanan, sedikit banyak saya jadi tahu sistem pendidikan anak pesantren yang dilatih untuk mandiri.

Apa Saja Ide Bisnis Anak Pesantren

Lanjut cerita putra teman saya ini, selepas dari pesantren, dia melanjutkan pendidikan di SBM ITB dan setelah lulus berwirausaha.
Sering memang saya membaca bahwa anak-anak santri ini juga digembleng untuk berwirausaha.
Berikut ide bisnis anak pesantren yang bisa dikembangkan lebih lanjut:

Bisnis Kuliner Halal dan Sehat

Putra teman saya itu setelah lulus memang bergerak wirausahanya dibidang kuliner. Dia berjualan nasi dan ayam goreng, dan menariknya justru banyak menerima pesanan katering makan siang dari kantor di sekitar lapaknya.

Kebutuhan makan dan jajanan memang bisa jadi peluang besar. Selain menerima katering atau warung sehat, juga bisa menyediakan makanan pokok yang bervariasi, sehat, dan higienis.

Di tengah maraknya kopi kekinian, inipun menjadi peluang bisnis untuk menjual produk jajanan dan minuman sehat lainnya. Misalnya keripik-keripik, roti, kue-kue dan minuman mulai dari jus buah hingga teh herbal. Tentunya kalau berjualan produk makanan harus memerhatikan kehalalan dan kesehatan.

Sangat mungkin, outlet-outlet kuliner ini bekerjasama dengan pesantren sebagai rantai produksi yang menyediakan produk dari hulu. Misalnya jika pesantren memiliki lahan pertanian/perkebunan (singkong, pisang, sayur, dan lain-lain) maka bisa diolah menjadi produk bernilai jual lebih tinggi seperti keripik, tepung mocaf, atau produk olahan buah.

ide bisnis

Produk dan Jasa Berbasis Keterampilan Pesantren

Banyak pesantren mengajarkan keterampilan khusus yang bisa jadi modal bisnis.

  • Konveksi/Jahit Pakaian Muslim: Memproduksi seragam pesantren, baju koko, gamis, kerudung, atau mukena. Bisa juga menerima pesanan jahit dari luar pesantren.
  • Kaligrafi dan Seni Islam: Menjual karya kaligrafi (di atas kanvas, kayu, atau media lain), hiasan dinding bernuansa Islam, atau menerima pesanan khusus untuk masjid/rumah.
  • Kerajinan Tangan Etnik/Religi: Membuat dan menjual tasbih, sajadah mini, tas kain dengan motif batik/etnik, atau kerajinan tangan dari limbah yang diolah menjadi barang bernilai jual.
  • Jasa Desain Grafis/Digital: Jika ada santri yang mahir di bidang ini, tawarkan jasa desain untuk branding produk pesantren, poster acara, atau desain media sosial.

Toko Kebutuhan Santri dan Umum

Memenuhi kebutuhan dasar santri adalah pasar yang menguntungkan.
Pesantren bisa banget bergerak mendirikan Koperasi Pesantren yang menjual kebutuhan sehari-hari santri seperti alat tulis, perlengkapan mandi, pakaian, buku-buku pelajaran, hingga camilan. Dikelola secara profesional dengan sistem bagi hasil.

Walaupun di lingkunan pesantren dilatih mandiri, termasuk mencuci sendiri baju-baju yang mereka pakai, bukan tidak mungkin malah bisa membuka laundry kiloan yang melayani masyarakat sekitar.

Agribisnis atau Peternakan Skala Kecil

Beberapa pesantren besar didirikan di lingkunan pedesaan yang asri dan memiliki lahan atau area yang memungkinkan untuk mengembangkan agribisnis atau peternakan dalam skala kecil.
Minimal bisa memenuhi kebutuhan lingkungan pesantren sendiri sehingga bisa menekan biaya operasional.

Kebun-kebun skala kecil ini bisa dipakai menanam singkong, umbi-umbian, tanaman buah, atau budidaya tanaman obat/herbal. Misalnya menanam jahe, kunyit, temulawak, atau tanaman herbal lain, lalu mengolahnya menjadi produk siap konsumsi (bubuk minuman, jamu instan).

Di lahan pesantren yang tidak cukup luas pun sebetulnya bisa juga beternak ayam, bebek, atau ikan lele/nila dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pesantren atau dijual ke pasar lokal.

Jasa Edukasi dan Pelatihan

Zaman sekarang tidak ada ceritanya santri gaptek, karena mereka pun selalu update untuk upskill teknologi digital.
Saya pernah ikut beberapa kali, les memperdalam bacaan tahsin Al-Quran yang diikuti secara online melalui zoom. Tentunya rentang usia peserta untuk bimbingan Al-Quran dan pelajaran agama ini bisa sangat beragam, mulai dari usia dini hingga lansia.

Pelatihan pun tidak hanya sebatas membaca Al-Quran, tetapi bisa banget kursus bahasa Arab, bahasa Inggris, menulis kaligrafi, atau bahkan menggunakan software yang banyak dibutuhkan masyarakat.

Penutup

Dulu pesantren dianggap pendidikan yang dinomorduakan, bahkan ada istilah pendidikan non formal untuk pilihan ini. Sejak pemerintah Indonesia menyetarakan pendidikan berbasis agama ini dengan sekolah reguler, minat orang tua mengirim putra-putrinya mondok di pesantren pun meningkat.

Dasar-dasar akidah yang kuat disertai kemandirian, membuat anak-anak keluaran pesantren mantap berwirausaha dengan menerapkan nilai-nilai ekonomi syariah dalam praktik nyata dan bertanggungjawab.

Tinggalkan komentar