Pengelolaan Pakaian Tak Layak Pakai, Bisnis Mendukung Pelestarian Lingkungan

Teman-teman, pernah bingung ga, punya setumpuk pakaian tak layak pakai, mau dikemanakan nih? Dibuang? Tapi ke mana?
Saya pernah tanya ke teman, daleman (baju dalam) diapain? Kata teman saya tersebut, baju dalam dia gunting-gunting sampai kecil, kemudian dikeresekin, lalu buang.
Lah, sama saja dong seperti sampah yang lain, berakhir di TPS atau TPA, yang makin menggunung.

Pakaian tak layak pakai yang berakhir di tempat sampah menambah permasalahan kita akan rusaknya lingkungan. Sampah anorganik berupa limbah tekstil tersebut tidak bisa terurai dalam waktu lama, sama halnya sampah plastik.

Apa Itu Pakaian Layak Pakai dan Tak Layak Pakai

Bila ada kejadian bencana alam, seringkali diberitakan open donasi selain uang, sembako, juga ada pilihan mendonasikan pakaian bekas.
Tetapi ternyata pakaian bekas yang disumbangkan tersebut ditolak oleh warga yang terkena bencana. Rupanya pakain bekas tersebut tidak layak pakai.

Pakaian bekas memang ada dua (2) kategori, yaitu:

Pakaian Layak Pakai

Pakaian layak pakai artinya baju yang masih pantas untuk dipakai sehari-hari. Bisa berupa baju luar (bukan baju dalam), misalnya kemeja, kaos, jas, sweater, gamis, outer, daster, rok, kulot, jelana panjang atau pendek, kerudung, tak terkecuali baju pria-wanita dan anak-anak.

Sebuah lembaga pengolahan sampah di Jember bernama “Bank Klambi” @banklambi, mencantumkan pada IG-nya kriteria pakaian layak pakai sebagai berikut:

  • Tidak sobek
  • Bersih dari jamur dan noda
  • Kancing lengkap
  • Resleting berfungsi dengan baik
  • Karet tidak kendor
  • Warna masih bagus (tidak terlalu pudar)

Intinya baju layak pakai bukan baju compang-camping.
Sering juga pakaian layak pakai ini disebut sebagai baju preloved, yang sering kita lihat dijual pada acara garage sale, di toko-toko “thrift shop” biasanya pakaian branded (bermerek), atau jual online di marketplace.

Pakaian Tak Layak Pakai

Pakaian tak layak pakai adalah pakaian bekas, hanya saja, kriteria tak layak pakai ya tidak layak dipakai karena beberapa sebab. Kamu aja engga mau pakai lagi, ya logikanya orang lain pun tak mau pakai, kan…

Pakaian ini bisa saja rusak, robek, kotor, atau terlalu usang sehingga tidak lagi nyaman atau layak untuk dipakai. Selain itu, pakaian yang terkena noda yang sulit dihilangkan, atau memiliki kerusakan pada ritsleting, kancing, atau jahitan juga termasuk dalam kategori ini.
Pakaian dalam, kaos kaki yang sudah melar, singlet, termasuk dalam kategori pakaian tak layak pakai.

Sama halnya pakaian layak pakai, pakaian tak layak pakai adalah:

  • Pakaian sobek dan bolong
  • Terdapat jamur dan banyak noda
  • Kancing tidak lengkap
  • Resleting rusak
  • Karet molor atau putus
  • Warna belel atau bekas kelunturan
  • Berbau tak sedap

Pengelolaan Pakaian Tak Layak Pakai

Bila pakaian layak pakai bisa kita donasikan atau dijual di thrift shop, apa yang bisa dilakukan terhadap pakaian tak layak pakai? Sangat tidak dianjurkan dibuang ke tempat sampah, walaupun berupa potongan kecil.

Pengelolaan pakaian tak layak pakai dapat dilakukan melalui beberapa cara untuk meminimalkan dampaknya terhadap lingkungan dan memaksimalkan nilai yang masih dapat diperoleh dari pakaian tersebut:

Daur Ulang

Pakaian yang benar-benar tidak dapat digunakan lagi dapat didaur ulang menjadi bahan baru. Banyak perusahaan dan organisasi yang mengumpulkan pakaian untuk didaur ulang menjadi produk baru, seperti kain lap, isolasi, atau bahkan bahan untuk industri.

Upcycling

Pakaian lama dapat diubah menjadi barang baru yang berguna melalui proses upcycling. Misalnya, mengubah celana jeans tua menjadi tas atau jaket bekas menjadi bantal.

Pengelolaan Sampah Tekstil

Mengadopsi teknologi baru yang dapat mengolah limbah tekstil secara efisien dan ramah lingkungan. Perlu diketahui akibat industri fast fashion, menyebabkan sampah tekstil setiap tahun sekitar 92 juta ton dihasilkan oleh industri ini.
Selain itu gaya hidup konsumtif rata-rata orang membuang sekitar 30 kg pakaian layak atau tak layak setiap tahunnya.

Organisasi Pengelola Limbah Pakaian Tak Layak Pakai

Berbagai informasi di media sosial sering dishare upaya mengolah pakaian layak pakai selain didonasikan. Antara lain melalui desain upcycle atau upfashion.

Berbekal pengalaman bingung baju tak layak pakai numpuk tersebut, saya akhirnya menemukan beberapa akun Instagram yang menawarkan mengolah pakaian tak layak pakai.

Sebetulnya lembaga/organisasi ini juga mengelola pakaian layak pakai, tetapi kalau soal itu, biasanya kita kan sudah punya jalur sendiri untuk menghibahkan pakaian layak pakai tersebut.

Biasanya saya titip ke ART di rumah untuk ditawarkan di kampungnya. Atau ke tukang loak keliling dan Teh Yenny penjual sayur di gang dekat rumah. Mereka siap menerima lungsuran pakaian dari keluarga kami.

Nah, berikut beberapa organisasi tersebut:

Bank Klambi

Bank Klambi berlokasi di Jember, yang berdiri akibat adanya banjir terjadi penumpukan sumbangan pakaian bekas.
Pakaian layak pakai bisa didonasikan kepada yang membutuhkan. Tetapi pakaian tak layak pakai didaur ulang dan dimanfaatkan menjadi berbagai kerajinan pakaian bekas, seperti keset, lap, isian bean bag, dan kerajinan sejenis lainya.

bank klambi @banklambi
Bank Klambi @banklambi

Pable Indonesia

Pable memiliki teknologi yang dapat mengolah limbah tekstil menjadi benang atau kain tekstil baru. Hasilnya adalah kain olahan yang unik dan tentunya memiliki karakter tersendiri yang tidak ada duanya.

Seperti konsepnya yaitu Made to be made again, pable mengolah lembaran kain dari limbah ini menjadi berbagai produk berguna dan menarik seperti pouch, keset, serbet, sandal, keranjang, hingga karpet.

pable indonesia
Pable Indonesia @pable.id

Jagatera.id

Akun jagatera.id saya peroleh dari hasil scroll di IG-nya Bank Klambi. Waktu itu saya berniat mengirimkan pakaian tak layak pakai, berupa daleman, kaos kaki molor, masker kain ex pandemi yang lalu, dan perca-perca potongan sisa kain hasil menjahit baju.
Ternyata Bank Klambi menutup penerimaan pakaian tak layak pakai, karena sudah terlalu banyak.

jagatera id
Jagatera @jagatera.id

Hasil WA-an dengan admin Jagatera ada persyaratan sebagai berikut:

Halo Kak, Terima Kasih Telah Menghubungi Jagatera. Mohon Dibaca Hingga Selesai Ya Kak.

JAGATERA Menerima :

  • Semua Jenis Barang Tak Terpakai,
  • Sampah Spesifik (Barang Besa / Furnitur / Puing ) baik di rumah maupun kantor/ tempat usaha,
  • Semua Jenis Daur Ulang & Sampah Anorganik (Plastik, Kertas, Logam/ Metal, Beling, Kaca, Porselen )
  • Barang Tekstil / Pakaian (Layak dan Tidak Layak Pakai, termasuk pakaian dalam ).

[DISCLAIMER]
JAGATERA Berhak:

  • Mengelola Barang Yang Kakak Berikan,
  • Dimanfaatkan dan Dipergunakan Kembali agar Bisa Memperpanjang Usia Pakainya (Disalurkan),
  • Didaur ulang, Di-destroy dan Diolah

Agar Tidak Berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Apakah Kakak Bersedia?

Tentu saja saya bersedia. Hasil mengumpulkan daleman, singlet, dan kaos kaki molor dari seluruh anggota keluarga, dan mendapatkan 5 kg material, yang saya kirim melalui kargo ke Depok.

Hasil sortir pakaian tak layak pakai yang dikirim ke jagatera.id, sumber: jadibisnis.com

Eco Touch

Eco Touch menerima sumbangan baju tak layak pakai yang kondisinya bolong, robek, rusak, atau luntur, yang khusus terbuat dari katun, rayon, jeans, terutama non-polyester.

Baju tak layak pakai ini diolah menjadi insulation felt, yaitu materi bangunan yang berfungsi untuk meredam panas dan suara yang bisa digunakan untuk studio musik, klinik, kamar tidur, dan sebagainya.

Penutup

Pengelolaan pakaian tak layak pakai, menurut saya bisa menjadi bisnis yang mendukung pelestarian lingkungan. Karena sudah saatnya kita bersama menghapus perilaku “main buang” untuk semua barang yang sudah tidak terpakai. Bumi kita segitu-gitunya, penduduk makin banyak, sampah makin menggunung, tentunya perlu upaya untuk mengelola sampah tersebut.

Contohnya, pakaian tak layak pakai tersebut dicacah dengan mesin pencacah menjadi potongan kecil. Tentunya mesin tersebut membutuhkan listrik dan untuk memilah-milah berdus-dus atau berkarung-karung pakaian bekas juga membutuhkan tenaga sukarelawan yang engga gratisan.

Apalagi di Jagatera, ada opsi mengolah limbah spesifik, contohnya kasur dan furniture. Ya kalik, mendaur ulang kasur kan perlu tenaga khusus.

Industri tekstil diketahui menyebabkan polusi pada tanah dan air. Serat sintetis seperti polyester, yang banyak digunakan pada pakaian, membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai. Mikroplastik dari serat sintetis juga mencemari air laut dan mempengaruhi kehidupan laut.

Selain itu produksi tekstil membutuhkan banyak air. Misalnya, diperlukan sekitar 2.700 liter air untuk membuat satu kaos katun.
Pembuatan pakaian juga menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Industri fashion juga menyumbang sekitar 10% dari emisi karbon global. Proses produksi, transportasi, dan pembuangan pakaian di tempat sampah terbuka semuanya berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca.

Bergabung bersama lembaga pengelolaan limbah pakaian tak layak pakai adalah upaya kita menjaga bumi tetap lestari dan minim polusi.

Tak masalah bukan bila kalian mengeluarkan biaya untuk operasional pengelolaan pakaian tak layak pakai tersebut? Di Jagatera, biaya destroy pakaian tak layak pakai, Rp10.000,- per kilogram. Cukup murah bukan?

Semoga bermanfaat.

8 pemikiran pada “Pengelolaan Pakaian Tak Layak Pakai, Bisnis Mendukung Pelestarian Lingkungan”

  1. Yaa Allah aku juga gitu lagi, digunting-gunting terus buang kalau yang kecil-kecil. Kalau yang masih layak biasanya kasih tetangga atau saudara aja. Makasih mbaaa aku jadi tahu nih harus kemana kan limbah tekstil yang ukurannya kecil, hihi.

    Balas
  2. Yaa Allah aku juga gitu lagi, digunting-gunting terus buang kalau yang kecil-kecil. Kalau yang masih layak biasanya kasih tetangga atau saudara aja. Makasih mbaaa aku jadi tahu nih harus kemana kan limbah tekstil yang ukurannya kecil, hihi…

    Balas
  3. Idenya menarik nih, kebetulan saya sedang bingung mau buang kemana ini baju tak layak pakai, jadinya limbah kan kalau buang smebarangan juga, lebih baik diolah
    cuzzz hubungi pengelolanya juga

    Balas
  4. Kekinian banget ya bisnis pakaian atau barang bekas. Dipilah diolah dan dimanfaatkan lagi. Butuh ilmu dan teknologi yang mendukung. Peluang buat anak muda berkarya, ya

    Balas
  5. Menarik sekali artikel ini, saya juga bingung mengatasi pakaian-pakaian yg sudah tidak layak.pakai yg bertumpuk di rumah. Mau kasi ke.orang, lah itu sudah tidak layak pakai maka tinggallah di.gudang. Semoga di Makassar ada juga lembaga pengelola sampah, entar saya cari deh.

    Balas

Tinggalkan komentar