Teman-teman, pernah merasakan kehilangan tidak?
Pernah lah yah…
Bisa kehilangan barang, kehilangan anggota keluarga, kehilangan kesempatan. Biasanya kalau kehilangan sesuatu tadi, ada perasaan kecewa, kesal, sedih, menyesal, marah, atau panik. Kalau kehilangan barang, kemungkinan mendapatkannya kembali untung-untungan. Bisa hilang selamanya, bisa juga ditemukan kembali. Sedangkan kehilangan anggota keluarga, pengertian umumnya adalah hilang selama-lamanya, atau meninggal. Tentu saja tak akan kembali.
Nah, ketika kehilangan akun media sosial? Bagaimana perasaan kita?
Daftar Isi
Akun Media Sosial
Sejak akun media sosial marak di awal abad ke-21, kita seolah mendapatkan identitas baru melalui dunia maya. Melalui media sosial tersebut kita bisa eksis, tanpa harus repot-repot dandan dan melakukan perjalanan untuk bertatap muka. Ruang maya tersebut seolah benar-benar ada di depan mata.
Melalui akun media sosial ini, ibaratnya kita memiliki identitas baru selain kartu identitas sejenis KTP, SIM atau paspor. Perilaku tersebut mewabah di hampir semua lapisan masyarakat, dari remaja hingga para lanjut usia. Nama akun pun boleh dipilih sesuka hati. Bisa disesuaikan dengan identitas di dunia nyata atau nama yang sama sekali berbeda.
Apalagi cara membuat akun media sosial tersebut sangat mudah. Kita hanya berbekalkan nomor ponsel, alamat email, dan jaringan internet yang mumpuni. Coba bandingkan dengan membuat KTP, alamat harus jelas, harus lapor terlebih dahulu ke RT, RW, dan seterusnya.
Begitu pula bila mengurus SIM, untuk SIM baru harus tes terlebih dahulu kemampuan mengemudi, teori dan praktek. Tes kesehatan, mulai dari butawarna atau tidak dan tes pendengaran. Bayangkan bila ternyata yang mengemudi tidak mendengar, kan, diklakson tidak respon.
Bila membuat akun media sosial, itupun nomor ponsel, alamat email, bahkan alamat rumah disarankan tidak disebarluaskan ke khalayak. Maksudnya adalah menjaga privasi, tetapi di sisi lain, bisa saja identitas yang dibuat oleh seseorang, bukan identitas asli.
Sejak Facebook marak sekitar tahun 2008, hampir semua orang bisa fesbukan. Melalui fesbuk bahkan kita bisa mencari teman yang sudah lama hilang, sehingga silaturahim kembali dijalin.
Selanjutnya berbagai media sosial baru datang silih berganti. Masyarakat pun dihadapkan pada banyak pilihan. Media sosial yang sekira kurang menarik, dengan cepat surut, dan ditinggalkan pengikutnya.
Sampai sekarang, Instagram, Facebook, dan WhatsApp merupakan jenis yang dimiliki hampir sebagian besar pengguna media sosial. Walaupun masih ada jenis lain Youtube, Twitter, dan LINE. Sekarang yang sedang marak adalah media sosial Tik-tok, sebagai media berbisnis juga.
Akun Media Sosial yang Menggoda
Komunitas media sosial melalui nomor ponsel, sebut saja grup WhatsApp.
Hampir tak ada di sebuah keluarga tanpa grup ini. Teman saya bahkan mempunyai puluhan grup dengan berbagai situasi. Sering juga dalam beberapa grup, ketemunya orang-orang yang sama.
Ditengah komunikasi dunia yang sekarang dikuasai oleh komunikasi digital, maka dunia bisnis pun memakai fasilitas yang disiapkan oleh Instagram dan Facebook tersebut.
Instagram yang semula untuk sharing foto bagus oleh pemilik akun, membuat aktifitas baru bagi pemilik akun lain. Maka istilah saling follow seolah menjadi ajang pertemanan baru yang dinilai dari jumlah followersnya. Padahal, sebagai besar yang saling berteman dan saling follow tersebut banyak yang belum pernah bertatap muka sekalipun.
Akun media sosial menjadi sangat menggoda, karena klien melihat juga, jumlah followers seseorang di dunia maya tersebut.
Kehilangan Akun Media Sosial
Baru-baru ini di grup WhattsApp dan Facebook, ramai mengeluhkan tentang akun seseorang hilang. Bukan hanya soal hilangnya akun, tetapi beberapa kali saya jumpa, akun itu ternyata dibajak.
Modus membajak akun seseorang tersebut bertujuan untuk melakukan penipuan dan merugikan orang lain, dengan mengatasnamakan nama akun yang dibajak.
Pernah pada suatu hari, Facebook atas nama suami hilang dan tidak bisa diakses. Suami pun mengganti passwordnya. Tak lama kemudian akun fesbuknya tampil lagi. Tak lama, ternyata dibajak lagi.
Begitu terus berulang, hingga akhirnya tidak bisa diakses sama sekali oleh suami. Ternyata dalam keadaan dibajak atau dihack tersebut, seseorang yang mengatasnamakan suami, menghubungi nama-nama teman, dan meminta dana. Celakanya ada teman yang kena tipu.
Saya pun berinisiatif email ke kantor pusat Facebook, tentang permasalahan kami. Dengan disertai bukti-bukti identitas diri asli, bahwa memang suami ada orangnya di dunia nyata. Akun Facebooknya pun kembali normal.
Tips Mengembalikan Akun yang Hilang
Kehilangan akun media sosial, misalnya Instagram, lebih disebabkan banyak foto-foto yang sudah tayang, ternyata tidak bisa diakses oleh pemiliknya. Ada juga alasan kekecewaan akun hilang, karena jumlah followersnya sudah banyak.
Bisa dimengerti, individu yang sangat concern dengan jumlah followers, karena mereka mencari rizki melalui media sosial.
Jadi, teman narablog, tidak perlu panik.
Cara yang sama pun bisa kita lakukan bila akun media sosial lainnya juga tiba-tiba menghilang. Ada tempat untuk pengaduannya dengan email ke pusat administrasinya.
Cara mengembalikan akun Instagram:
- Masuk ke alamat: https://help.instagram.com/
- Pilih Privacy and Safety. Nanti akan ada keterangan: Report Something.
- Pilih Hacked Account. Akan ada pilihan, jawab: I think my account has been hacked, dan pilih: Report it to us.
- Selanjutnya, akan dimintai beberapa keterangan yang berguna untuk membuktikan bahwa kita benar-benar pemilik akun. Seperti halnya waktu saya menyelamatkan akun Facebook suami, saya email foto diri dan kartu identitas suami.
Nah, teman-teman, pernah kehilangan akun media sosial juga? Silakan share pengalaman atau perasaan ketika kehilangan tersebut …