Mengenal Beras Analog, Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi

Pada suatu hari ketika belanja ke supermarket di pojokan jalan Trunojoyo-Riau, di rak tepung-tepungan, mata saya terpaku pada deretan kantong yang berisi butiran menyerupai beras dari padi. Jenis beras ini dinamakan beras analog, sumber karbohidrat pengganti nasi.

Saya tertarik dengan judul-judul pada kemasan tersebut, apalagi ada kata-kata “0 kalori” atau, “rendah gula”. Sebagai yang sedang program menurunkan berat badan tentu saja tagline pada kemasan tersebut bikin auto-kepo. Apaan sih, beras jagung, berang singkong, beras ubi, beras porang, atau beras shiratake.

Selama ini kita tahunya bahan pangan di atas merupakan sumber karbohidrat dan sering dikonsumsi sebagai alternatif pengganti beras dari padi. Kita pun memasak dan mengonsumsi jagung, singkong, porang, ubi, dll dalam bentuk aslinya. Atau sering pula diolah menjadi penganan atau kue.

Apa Itu Beras Analog

Ternyata setelah saya browsing sana-sini, beras “abal-abal” tersebut dinamakan beras analog. Analog secara terminologi artinya menyerupai.

Beras analog ini merupakan makanan alternatif pengganti nasi, bentuknya mirip butiran beras dari beras. Beras analog dibuat secara industri dengan memanfaatkan bahan pangan yang banyak tumbuh di Indonesia, seperti sagu, sorgum, singkong, dan jagung.

Cara memasaknya, nasi analog tidak jauh berbeda dengan nasi biasa kita bisa menggunakan rice cooker. Warnanya tidak seputih nasi dari padi, dan tidak perlu dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak. Selain itu, berbeda dengan nasi biasa, beras analog lebih tahan lama.

Menurut penelitian, beras analog ini diciptakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seseorang dan dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan konsumen. Kandungan nutrisi dan komposisi bahan dapat disesuaikan dengan bahan baku daerah setempat.

Sumber karbohidrat misalnya bisa diperoleh dari tepung singkong, ubi jalar, talas, garut, ganyong, hotong, dan sagu enau. Sumber protein bisa ditambahkan dari tepung kedelai, kacang merah, atau jenis kacang-kacangan lainnya. Serat pangan bisa didapat dari dedak padi.

Beras analog di supermarket yang saya temui tersebut merupakan produk inovasi IPB ini telah dipasarkan di gerai dan outlet. Kalian bisa mendapatkannya dengan berbagai brand baik secara offline maupun online di marketplace.

Kelebihan dan Kekurangan Beras Analog

Berikut beberapa keuntungan beras analog:

Lebih Kaya Serat

Beras analog umumnya mengandung serat yang lebih tinggi dibandingkan nasi putih. Serat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan usus, dan membantu mengontrol gula darah.

Lebih Rendah Kalori

Beras analog umumnya memiliki kalori yang lebih rendah dibandingkan nasi putih dari padi. Hal ini dapat membantu mengontrol berat badan dan mencegah obesitas.

Lebih Kaya Gizi

Beras analog dapat diformulasikan dengan berbagai macam bahan baku untuk meningkatkan kandungan gizinya. Contohnya, beras analog yang terbuat dari jagung dan kedelai dapat diperkaya dengan protein dan vitamin B kompleks.

Lebih Tahan Lama

Beras analog umumnya memiliki masa simpan yang lebih lama dibandingkan nasi putih. Hal ini karena beras analog lebih tahan terhadap hama.

Indeks Glikemik Rendah

Memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga secara perlahan meningkatkan kadar gula darah
Sehat bagi penderita diabetes, karena berbeda dengan nasi putih dari beras padi, yang kadar gulanya tinggi.

Kekurangan Beras Analog

Ada kelebihan tentunya ada kekurangan pada beras analog tersebut.

Harga Lebih Mahal

Saat ini, harga beras analog masih relatif lebih mahal dibandingkan beras putih atau beras merah yang biasa kita beli di pasar atau supermarket.

Rasa dan Tekstur

Rasa dan tekstur beras analog mungkin tidak semewah nasi putih. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, rasa dan tekstur beras analog terus diperbaiki. Waktu saya menyobanya ada rasa agak kenyal tidak sepadat nasi dari beras padi. Beras jagung ada samar-samar wangi jagung.

Cara Memasak Beras Analog

nasi jagung dari beras analog jagung
hasil nasi jagung dimasak dengan rice cooker

Penasaran dengan kandungan gizi dan manfaat beras analog, maka waktu itu saya mencoba membeli beras jagung. Warnanya menarik, kuning sedikit oren, mirip warna bulir jagung tua.

Cara memasaknya sebagai berikut:

  • Ukur beras analog sesuai takaran yang tertera pada kemasan.
  • Untuk konsumsi 3-4 porsi, takaran 1:2 (1 gelas beras analog dengan 2 gelas air).
  • Masak beras analog dengan rice cooker sampai matang atau panci selama 20-30 menit
  • Aduk nasi analog dan sajikan dengan lauk pauk favorit seperti halnya mengonsumsi nasi dari beras padi.

Jenis beras analog lainnya adalah beras porang.

Beras porang dengan brand Fukumi merupakan beras analog yang terbuat dari umbi porang, sering disebut juga beras shirataki. Beras ini tidak perlu dimasak, kita tinggal menuangkannya di mangkok, seduh dengan air mendidih, tutup mangkok, dan tunggu 15-20 menit. Maka sudah tersaji nasi porang siap santap.

beras analog pengganti nasi
beras porang terbuat dari umbi porang/konyaku
nasi porang dari beras porang
cara masak nasi porang

Penutup

Beras analog merupakan alternatif pengganti nasi putih yang lebih sehat dan kaya akan serat. Beras analog memiliki banyak keuntungan, seperti lebih kaya serat, lebih rendah kalori, lebih kaya gizi, dan lebih tahan lama. Ada jenis beras analog yang kadar gulanya 0 (nol), sehingga cocok untuk penderita diabetes atau konsumen yang mengurangi konsumsi gula.

Walaupun bahan baku beras analog tersebut menggunakan bahan baku lokal dan kandungan nutrisinya bisa disesuaikan, beras analog harganya yang lebih mahal dan rasa serta tekstur belum semewah nasi putih.

Bagi teman-teman yang menjaga kesehatan dan mengurangi konsumsi nasi dari beras padi, beras analog ini bisa dicoba. Saya sudah mencoba beras jagung dan beras porang, kapan-kapan mau coba juga beras singkong.

Semoga bermanfaat.

8 pemikiran pada “Mengenal Beras Analog, Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi”

  1. Cara penyajian beras porang ini mudah banget ya, mirip oat, jadi penasaran rasanya. Saya belum pernah coba beras analog, hanya pernah makan nasi jagung yang dijual di pasar tradisional, belum pernah coba yang dijual di pasar modern seperti yang dijelaskan

    Balas
  2. Menarik sekali dan saya langsung tertarik ingin beli karena pengganti nasi dan dari bahan tanaman juga. Sampai bayangin mau beli rice cooker mini untuk berdua dengan suami.
    Tapi ternyata harganya lebih mahal ya.
    Semoga segera ada versi yg minimal seharga beras. Saya mau banget.

    Balas
  3. Aku baru tahu kalau beras analog ini ada beragam jenisnya
    Selama ini aku tahunya fukumi doang. Ternyata ada juga yang dari jagung, singkong dll
    Harganya lumayan juga sih ya, tapi lebih sehat tentunya

    Balas
  4. Membaca ini, jadi ingat dulu pas tugas ke salah satu daerah. Diajak makan siang sama panitia, tapi panitianya malah nggak makan menu dari resto yang dituju. Mengeluarkan wadah sendiri, katanya isinya nasi dari beras porang. Dia udah lama nggak bisa makan nasi dari padi.

    btw, itu beras jagungnya produksi Sukoharjo, di sebelah tempat kelahiran saya.
    Jadi penasaran nih pengen tahu gimana rasanya beras jagung dan porang ini

    Balas
  5. Sudah kuduga harganya pasti lebih mahal, sama seperti beras merah.
    Tapi kalo klaimnya seperti yang ditulikan sih worth it
    Dibanding resiko konsumsi banyak gula tapi ujung2ny keluar uang karena diabets.
    Mahal beli beras anggap aja investasi kesehatan ya mbak…

    Balas
  6. Sejak ibu saya mengalami diabetes, sekarang konsumsi karbohidratnya gak lagi nasi padi, tapi umbi umbian dan sesekali beras analog kalau pas punya uang.

    Yang pasti ibu sekarang konsumsi apapun yang memiliki kalori yang lebih rendah dibandingkan nasi putih dari padi.

    Balas

Tinggalkan komentar